….Budi
utomo…..
Pada
hari Minggu, 20
Mei 1908 , pada pukul sembilan pagi, bertempat di salah satu ruang
belajar STOVIA , Soetomo menjelaskan gagasannya.
Dia menyatakan bahwa hari depan bangsa dan Tanah Air ada di tangan mereka. Maka
lahirlah Boedi Oetomo. Namun, para pemuda juga menyadari bahwa tugas mereka
sebagai mahasiswa kedokteran masih banyak, di samping harus berorganisasi. Oleh
karena itu, mereka berpendapat bahwa "kaum tua" yang harus memimpin
Budi Utomo, sedangkan para pemuda sendiri akan menjadi motor yang akan
menggerakkan organisasi itu.
Sepuluh
tahun pertama Budi Utomo mengalami beberapa kali pergantian pemimpin
organisasi. Kebanyakan memang para pemimpin berasal kalangan "priayi"
atau para bangsawan dari kalangan keraton, seperti Raden Adipati Tirtokoesoemo,
bekas Bupati Karanganyar (presiden pertama Budi Utomo),
dan Pangeran Ario
Noto Dirodjo dari Keraton
Pakualaman.
Hari kebangkitan nasional
Pada tahun 1912
berdirilah Partai Politik
pertama di Indonesia (Hindia Belanda), Indische Partij. Pada tahun itu juga Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang
Islam (di Solo), KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah (di Yogyakarta), Dwijo
Sewoyo dan kawan-kawan mendirikan Asuransi Jiwa Bersama Boemi Poetra di Magelang. Kebangkitan pergerakan nasional
Indonesia
bukan berawal dari berdirinya Boedi Oetomo, tapi sebenarnya diawali dengan
berdirinya Sarekat Dagang Islam pada tahun 1905 di Pasar Laweyan, Solo. Sarekat
ini awalnya berdiri untuk menandingi dominasi pedagang Cina pada waktu itu.
Kemudian berkembang menjadi organisasi pergerakan sehingga pada tahun 1906
berubah nama menjadi Sarekat Islam.
Suwardi
Suryaningrat yang tergabung dalam Komite Boemi Poetera, menulis "Als ik eens Nederlander was"
("Seandainya aku seorang Belanda"), pada tanggal 20 Juli 1913
yang memprotes keras rencana pemerintah Hindia Belanda merayakan 100 tahun
kemerdekaan Belanda di Hindia Belanda. Karena tulisan inilah dr. Tjipto Mangunkusumo
dan Suwardi Suryaningrat dihukum dan diasingkan ke Banda
dan Bangka, tetapi karena "boleh
memilih", keduanya dibuang ke Negeri Belanda. Di sana Suwardi justru
belajar ilmu pendidikan dan dr. Tjipto karena sakit dipulangkan ke Hindia
Belanda.
Saat ini, tanggal berdirinya Boedi
Oetomo, 20 Mei, dijadikan sebagai Hari
Kebangkitan Nasional.
Smp negeri
3 rangkas bitung, memperingati hari kebangkitan nasional…..
Sumber : Majalah SPANTIE…
Hari selasa 20 mei 2014, SMP Negeri
3 Rangkas Bitung memperingati hari kebangkitan nasional.. yang ke 106 dengan
melaksanakan UPACARA. Yang menjadi petugas upacanya adalah guru SMP Negeri 3
Rangkas Bitung. Ternyata…. Siswa – Siswi, begituu!! Antusias.. Melaksanakan UPACARA..!!
Kami Semua Begitu bersemangat!!!... :D
Berikut ini Hasil wawancara kami
dengan Bapak Kepala Sekolah Bapak SUDIONO S.pd M.si.
1.
Bagaimana
Kesan Bapak tentang Hari Kebangkitan Nasional ?
Menurut
Bapak Kepala : Hari Kebangkitan Nasional adalah Hari dimana kita sebagai putera
puteri bangsa indonesia dimana berdirinya cikal bakal negara indonesia. Sebelum
pemuda-pemudi indonesia berikra bangsa satu, berbahasa satu, dan bertanah air
satu.
2.
Bagaimana
menurut bapak tentang Budi utomo ?
Tokoh
Budi Utomo tokoh no 1 bangsa Indonesia, Budi Utomo dengan semangatnya bisa
menggerakan putera-puteri Indonesia bangkit melawan kemiskinan dan kebodohan.
Menjadikan Bangsa Indonesia pintar bisa bersaing dengan negara lain.
3.
Bagaimana
menurut bapak tentang pendidikan sekarang ?
Pendidikan
jaman sekarang lebih maju dario pada jaman dahulu, sarana dan prasarana sudah
lebih canggih. Tinggal siswanya aja
harus ada kemauan. Jika dahulu pembelajaran itu di
depan mata tanpa guru pun.
4.
Bagaimana
pesan dan Harapan bapak untuk siswa-siswi SMP Negeri Rangkas Bitung?
Siswa
SMP Negeri 3 RKS semoga bangkit mengejar cita-cita mereka yang mereka cita-citakan
dalam segala bidang, maupun ekstra kulikuler. MEREKA HARUS BISA BERPRESTASI…!!!!!!
SMP 3… KHOIRRR..!!!!
BY : AJIE KUKUH.P.
FADIA IHSAN.H.
SOVI AYUDIA.S.